Bangunan Tradisional Sao Keda
Suku Ende Lio Desa Wolotolo
(oleh : Mukhlis A. Mukhtar, ST, MT)
Sao keda adalah bangunan tradisional dengan atap ilalang yang
menjulang tinggi; merupakan balai rakyat, tempat dilaksanakan musyawarah adat
beserta upacara-upacara adat yang dipimpin oleh para Mosalaki Anakalo Fai Walu (masyarakat adat). Digunakan sebagai
tempat berkumpul para tua adat, dapat juga tempat penyimpanan benda-benda peninggalan para leluhur (ana deo, kiko tana watu dan gading tua).
Sao Keda dianggap sebagai simbol kesakralan masyarakat Suku Ende Lio karena merupakan
cikal bakal permukiman adat.
Letak bangunan Sao Keda biasanya berdekatan dengan kanga dimana berada tepat didepannya.
Posisi Sao keda dan kanga merupakan daerah yang paling
tertinggi di antara permukiman lain karena dianggap sakral oleh masyarakat Suku
Ende Lio pada umumnya. Membangun sao keda sama aja membangun rumah adat
lainnya hanya keda tidak mempunyai
dinding, letaknya menghadap ke gunung adapula menghadap ke laut dan ada pula
menghadap ke dua arah tersebut karna arwah para leluhur datangnya dari arah
tersebut.
Bangunan Tradisional Sao Keda Suku Ende Lio di Permukiman adat Desa Wolotolo |
Permukiman Adat
desa Wolotolo merupakan permukiman yang mengandung the spirit of space banyak
kesakaralan dan makna, mulai dari elemen – elemen permukiman yang membentuk
suatu kawasan. Pada mulanya terbentuk terbentuk suatu pemukiman Suku Ende Lio
adalah bangunan sao keda dan kanga dimana sao keda merupakan bangunan pertama yang cikal bakal terbentuk
suatu pola permukiman tradisional Suku Ende Lio sedangkan kanga sebagai daerah ritual dalam menjalani seremonial adat.
Dalam Bangunan Tradisional Sao Keda Suku Ende Lio di Permukiman adat Desa Wolotolo |
Aktifitas ritual budaya di luar Bangunan Tradisional Sao Keda Suku Ende Lio di Permukiman adat Desa Wolotolo |
Ragam hias yang ada di tiang Mangu Sao Keda |
Bagian paling depan ruang bangunan Sao Keda |
SUKU ENDE LIO ITU 1 ATAU TERPISAH YA ?
BalasHapusTERIMAKASIH
MOHON JAWABANNYA ..
makasih atas pertanyaannya,,
BalasHapusSebelumnnya saya menjelaskan bahwa di Kabupaten Ende terdapat 2 suku yaitu Suku Ende dan SUku Lio... kedua suku ini saling berkaitan dimana mempungai bahasa yang serupa tapi tak sama...suku Lio (Ata Lio) merupakan suku yang tertua di Flores (menurut Prof.Glinka) dan Suku Ende (ata Ende) merupakan pendatang keturunan bugis yang dibawah oleh bangsa potugis... dan alasan saya kenapa saya menuliskan SUKU ENDE LIO itu dikarenakan Suku Lio berada di Kabupaten Ende... mungkin sedikit aneh karna biasanya di Kenal dengan SUKU LIO ...
boleh saya mengetahui lebih jelas untuk arsitektur dari rumah suku ende lio tersebut
BalasHapusanda dapat mengirimnya ke email saya :orangimut31@yahoo.co.id
terimakasih ..
apakah Suku Ende benar berasal dari bugis yg dibawa oleh bangsa Portugis?? Apakah anda pernah mndengar cerita tentang riwayat Lepe Mbusu??? Bukannya dari pasangan Lepe Mbusu inilah lahir ke-12 anak yg menjadi tuan tanah di wilayah Ende-Lio?? Suku Ende sendiri berasal dari 2 anak bungsu Lepe Mbusu yakni Rongge yg mendiami Ende dan sekitarnya dan Rangga yg mndiami nangapanda?? Silahkan berkunjung ke link http://pksb-lio.blogspot.com
BalasHapusWowww....dah lama saya tak pulang kampung halaman jadi teringat kampung ku Wolotolo.
BalasHapusDan yg duduk di depan sao kedha itu kalau tak salah mungkin Ambros Raja Mosa Laki dari Embu Ndosi Abang saya.....heheheeee
Wowww....dah lama saya tak pulang kampung halaman jadi teringat kampung ku Wolotolo.
BalasHapusDan yg duduk di depan sao kedha itu kalau tak salah mungkin Ambros Raja Mosa Laki dari Embu Ndosi Abang saya.....heheheeee
selamat malam kakak, maaf sebelumnya. saya mahasiswi asal ende ingin berbincang mengenai permukiman adat ende lio.apa bisa minta kontak kakak? terimakasih
BalasHapus